Kamis, 23 April 2009

Komik Jadi Sain Lebih Menyenangkan

Saat ini pelajaran matematika dan sains masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, karena biasanya kedua pelajaran ini disajikan dalam bentuk tulisan yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak. Sehingga hanya anak-anak

yang berkategori cerdas yang bisa memahaminya, sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami kedua pelajaran ini. Akibatnya, nilai yang diperoleh pada pelajaran matematika dan Sains tidak bagus. Hal ini akan menambah ketidaksukaan siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu, para guru mengajarkan materi matematika dan sains biasanya kurang menarik, sehingga menambah terpuruknya minat siswa terhadap kedua pelajaran ini.

Adanya komik matematika dan sains populer bisa mengubah keadaan ini Tampilan gambar yang menarik dan dialog yang terkadang jenaka akan membuat siswa tertarik untuk membaca sekaligus mempelajarinya. Hal itu pun terjadi dalam pada seorang teman yang mempunyai anak yang masih berumur tiga tahun. Teman saya bercerita bahwa sejak dia membeli beberapa komik matematika dan sains populer, putrinya sering minta diceritakan tiap lembar dari komik tersebut. Hal ini karena lembaran-lembaran tersebut berisi gambar-gambar yang lucu dan berwarna-warni, sehingga putri yang masih balita tersebut tertarik untuk terus mengamati dan akhirnya minta diceritakan.

Lembaran-lembaran yang sebenarnya berisi pengetahuan tentang sains menjadi mudah dipahami, walaupun oleh anak yang masih sangat muda, dan tanpa terasa pengetahuan tentang sains sedikit demi sedikit sudah masuk ke dalam otaknya. Satu hal yang membuat teman saya yang berasal dari Jawa Barat itu bahagia adalah ketika ditanya "Apakah teteh menyukai matematika?", sang putri menjawab, "Teteh suka matematika". Hal ini tentu salah satunya akibat pengaruh komik matematika dan sains.

Saya berpikir tentunya anak yang jauh lebih tua akan sangat mudah memahami ini. Ternyata pemikiran saya benar, karena keponakan saya yang masih duduk di bangku Kelas 2 Sekolah Dasar mempunyai banyak buku matematika dan sains populer. Dia sangat tertarik dengan kedua pelajaran tersebut. Hal ini terbukti dengan nilai yang bagus di pelajaran tersebut. Menurut orang tuanya, yang merupakan kakak saya, minat keponakan saya tinggi terhadap kedua pelajaran tersebut karena terbantu dengan adanya komik-komik matematika dan sains yang saat ini sudah mulai banyak di pasaran.

Sebenarnya buku komik matematika dan sains populer tidak hanya membuat anak menjadi tertarik dengan kedua pelajaran tersebut, tetapi juga menggiring anak untuk terbiasa bernalar dengan memahami dialog-dialog yang ada serta belajar mengambil kesimpulan dari dialog-dialog yang terjadi. Dampaknya adalah daya nalar anak akan terlatih dan kemampuan anak memahami suatu masalah menjadi semakin cepat. Sehingga dampak dari adanya komik-komik ini selain meningkatkan minat anak, juga meningkatkan kecerdasan.

Kebetulan saat ini profesi saya sebagai seorang pelatih Olimpiade Matematika Nasional Tingkat Sekolah Dasar. Pada waktu istirahat di masa karantina Olimpiade, tak jarang saya melihat anak-anak peserta Olimpiade sedang sibuk membaca komik matematika dan sains sambil tertawa dengan temannya. Mereka mengatakan, komik ini penghilang stres setelah mereka pusing menghadapi soal-soal matematika yang demikian sulit, karena dalam komik tersebut banyak hal yang lucu-lucu.

Selain di karantina, tak jarang saya melihat anak-anak peserta Olimpiade sibuk membaca komik saat di pesawat ketika akan menuju lokasi lomba di negara lain. Saya simpulkan komik ini sudah menjadi penambah pengetahuan sekaligus hiburan bagi mereka dan tidak lagi untuk meningkatkan minat dalam pelajaran tersebut, karena sudah pasti mereka adalah anak-anak yang mencintai pelajaran matematika dan sains.

Komik matematika dan sains ternyata mampu membuat orang tua sadar bahwa ternyata kedua pelajaran ini bukanlah merupakan pelajaran yang sulit. Teman saya bercerita, ketika dirinya menceritakan lembar demi lembar komik matematika dan sains kepada kepada putrinya, sang putri begitu mudah memahami. Sehingga dia berkomentar, "Seandainya guru saya dulu mengajarkan kedua ilmu ini dengan cara seperti ini, tentulah akan banyak anak akan mencintai ilmu ini". Saya sangat sependapat dengan komentar tersebut, tetapi sayang waktu tidak bisa berulang, sehingga pencitraan pelajaran matematika dan sains sebagai pelajaran yang sulit masih ada pada benak-benak orang tua di generasi saya, bahkan mungkin generasi di atas dan di bawah saya.

Seorang teman saya yang merupakan guru sains yang banyak mengkoleksi komik matematika dan sains berpendapat bahwa dengan membaca komik-komik ini, pengajaran sains menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Dampaknya, beliau menjadi guru favorit di sekolahnya, bahkan sekarang profesinya bertambah menjadi pembina olimpiade sains di kotanya. Hal ini karena kesenangannya mentransfer pengetahuan tentang sains kepada siswa dengan penyajian seperti komik-komik yang dia miliki, sehingga pembelajaran di kelas lebih komunikatif dan menyenangkan.

Saya berpikir bahwa era pencitraan pelajaran matematika dan sains merupakan pelajaran yang sulit akan segera berakhir seiring dengan semakin tersebarnya komik matematika dan sains populer di Indonesia. Hal ini karena timbulnya kesadaran dari semua komponen pendidikan, baik siswa, orang tua maupun guru, bahwa matematika dan sains bukanlah pelajaran yang sulit setelah mereka sering membaca komik-komik matematik dan sains. Sehingga tidak dalam waktu yang lama Indonesia akan menjadi negara yang maju karena kecintaan masyarakatnya dalam kedua bidang ilmu tersebut.

Saya sendiri gemar mengoleksi komik matematika dan sains, termasuk koleksi lengkap 3 Menit Pengetahuan karya Kim Seok. Yang perlu pula dicatat dari kehadiran komik semacam ini adalah harganya masih terbilang mahal, sehingga tak semua orang tua mampu membelikannya untuk putra-putrinya.

Pada titik ini, barangkali peran pemerintah diperlukan dalam penyediaan komik sains bagi masyarakat. Syukur-syukur bila pemerintah dapat, misalkan, membeli hak cipta sebuah komik sains sehingga masyarakat dapat mengunduhnya dari situs Departemen Pendidikan Nasional, seperti yang dilakukan pemerintah terhadap beberapa buku pelajaran. Akan lebih baik lagi bila komik tersebut dicetak massal dan disebarluaskan ke seluruh sekolah. Dengan cara-cara semacam ini saya yakin bahwa kecintaan terhadap matematika dan sains akan segera menyebar ke seluruh Nusantara hingga ke pelosok-pelosok desa nun jauh di sana.

Comments :

0 komentar to “Komik Jadi Sain Lebih Menyenangkan”

Posting Komentar

Yahoo! Messenger

 

Copyright © 2009 by Ocean Blue